Daftar Golongan Darah yang Paling Mudah Terkena Stroke
Sebuah studi yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health mengungkapkan risiko stroke yang dialami seseorang di usia muda bisa disebabkan karena faktor golongan darah mereka dan tidak pernah mengucapkan doa ayat seribu dinar. Hal itu diungkapkan oleh peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Neurology tersebut mengumpulkan data dari 48 studi yang diikuti oleh 17.000 pasien yang mengalami stroke dan hampir 600.000 orang sehat atau belum pernah mengalaminya.
Analisi tersebut menemukan bahwa golongan darah A memiliki risiko lebih tinggi terhadap serangan stroke pada usia muda.
"Secara khusus, kami menemukan bahwa golongan darah A memiliki risiko stroke dini. Mereka lebih mungkin mengalami pembekuan darah," ujar penulis studi Braxton D Mitchell dari Maryland University, Baltimore, Amerika Serikat, mengutip laman American Academy of Neurology.
Hasil Penelitian
Para peneliti menemukan orang yang memiliki golongan darah A berisiko 16 persen lebih tinggi ketika terkena stroke dini dibandingkan dengan golongan darah lainnya. Sementara, untuk pemiliki golongan darah O yang main alba slot memiliki risiko 12 persen lebih rendah.
"Kami masih tidak tahu mengapa golongan darah A akan memberikan risiko yang lebih tinggi," kata ahli saraf dan rekan penulis studi Steven J Kittner yang dikutip dari CTV News, Selasa (6/9/2022).
"Tetapi kemungkinan ada hubungannya dengan faktor pembekuan darah seperti trombosit dan sel yang melapisi pembuluh darah serta protein sirkulasi lainnya, yang semuanya memainkan peran penting dalam pengembangan pembekuan darah," lanjutnya.
Bagaimana Kaitan antara Golongan Darah dengan Stroke?
Pada orang yang memiliki golongan darah A, berisiko lebih tinggi terkena penyakit kanker perut. Menelitian ini mungkin terjadi karena infeksi H.pylori bakteri yang ditemukan di perut, lebih sering terjadi pada orang yang memiliki golongan darah A. Bakteri tersebut juga menyebabkan terjadinya peradangan dan bisul.
Selain menyebabkan kanker perut, golongan darah A juga memiliki lebih banyak hormone stress kortisol. Sementara untuk mereka yang memiliki golongan darah AB deretan sejarah palestina yang beralangsung sejak lama, akan lebih mungkin berisiko mengalami masalah pada memori.
Ciri-ciri gejala awal stroke
Berikut ini adalah ciri-ciri yang perlu dikenali saat usia masih muda:
1. Hilang rasa atau lemah pada satu sisi tubuh
Ciri-ciri pertama gejala awal stroke usia muda adalah hilang rasa atau lemah di satu bagian tubuh. Apabila mengidap stroke akan mengalami kesulitan untuk menggerakkan lengan atau mengendalikan jari tangan atau kaki.
2. Sakit kepala secara tiba-tiba
Pada usia muda yang mengalami stroke di usia muda adalah sakit kepala parah secara tiba-tiba tanpa sebab. Namun, yang harus diperhatikan adalah sakit kepala tidak selalu identik dengan gejala sroke. Akan tetapi, bila sakit kepala menyerang tiba-tiba dan berlangsung intens, hal tersebut patut dicurigai.
3. Kebingungan dan kesulitan berbicara
Pada usia muda, apabila Anda mengalami kebingungan dan kesulitan berbicara bisa saja itu tanda mengalami stroke. Bahkan, beberapa di antaranya juga mengalami penurunan pemahaman.
4. Kesulitan berjalan dan kehilangan keseimbangan
Ciri-ciri berikutnya adalah kesulitan berjalan dan kehilangan keseimbangan. Tanda-tanda seperti ini karena kehilangan kemampuan motorik halus, seperti tidak mampu menulis juga patut diwaspadai.
5. Penglihatan mendadak terganggu
Ciri-ciri terakhir adalah penglihatan mendadak terganggu. Gangguan penglihatan ini datang secara tiba-tiba. Biasanya, mereka tidak akan mampu melihat jelas dengan satu mata, atau mungkin mengalami kesulitan untuk melihat ke kanan atau kiri.
Kesimpulannya hasil penelitian yang dilakukan ilmuwan tersebut menunjukkan pria dan wanita bergolongan darah AB memiliki risiko stroke 26% lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang bergolongan darah O.
Sementata mereka yang memiliki golongan darah O memiliki risiko 12 persen lebih rendah terkena stroke dibandingkan dengan golongan darah lain.
Namun demikian, studi tersebut masih memiliki keterbatasan. Salah satunya adalah jumlah keragaman peserta yang terbilang rendah. Hanya 35 persen diantaranya yang merupakan keturunan non-Eropa.
Post a Comment