OCD : Penyebab dan Cara Mengatasinya
Banyak orang yang mengaku mengidap Obsessive Compulsive Disorder atau yang biasa disingkat dengan OCD. Namun kenyataannya, gejala serta keadaan psikis yang ditunjukkan sangat berbeda dengan data medisnya. Untuk menghindari kesalahpahaman terkait penyakit tersebut, yuk kenali penyakit OCD lewat artikel berikut ini.
Apa itu OCD?
OCD adalah penyakit gangguan mental yang mendorong si penderita melakukan tindakan tertentu secara berulang-ulang. Biasanya tindakan itu dilakukan untuk mengurangi kecemasan yang selalu mengganggu pikirannya.
Obsessive Compulsive Disorder bisa dialami siapa saja. Namun dari semua kasus yang pernah terjadi, rentan usia 7-17 tahunlah yang kerap mengalaminya. Penyakit ini muncul karena tidak mampu mengontrol obsesinya terhadap sesuatu.
Misalnya, seperti kondisi yang dialami salah satu aktris dan juga komedian ternama, Rina Nose. Dia mengaku mengidap penyakit gangguan mental OCD. Jenis OCD yang diidapnya adalah kecemasan terhadap kerapian dan kesesuaian.
Penyakit gangguan mental ini bisa disebabkan genetik (penyakit keturunan). Dan Rina Nose beserta kembarannya juga mengidap penyakit yang sama karena sang ibunda ternyata menderita OCD juga, namun kasus yang dialami ketiganya berbeda-beda.
Penyebab OCD
Seperti yang dialami artis multitalenta Rina Nose, penyakit OCD bisa disebabkan faktor genetik. Namun ada juga penyebab OCD lainnya yang diduga dapat meningkatkan resiko munculnya penyakit gangguan mental itu.
Penyebab OCD lainnya dapat dipicu faktor lingkungan, seperti tekanan yang diterima dari lingkungan sekitar maupun adanya perubahan senyawa kimia otak. Jika terdapat seorang anak yang mengalami infeksi streptokokus, dia akan menderita penyakit OCD. Dan sindrom yang dialami si anak disebut Pediatric Autoimmune Neuropsychiatric Disorders Associated with Streptococcal Infections (PANDAS).
Akan tetapi, hingga hari ini penyebab pasti dari obsessive compulsive disorder ini masih belum diketahui kepastiannya.
Gejala OCD
Penderita OCD akan mengalami gejala yang dapat menggangu banyak aspek kehidupan, dimulai dari pekerjaan, sekolah, hingga hubungan pribadi lainnya. Secara umum, gejala yang biasa ditemukan pada penderita OCD yakni mudah merasa takut, sering merasa resah, selalu berpikiran negatif, hingga memiliki rasa khawatir akan hal-hal sekitar.
Berikut beberapa gejala OCD berdasarkan tipe yang biasa ditemukan pada penderita OCD.
1. Tipe Hoarding
Tipe hoarding merupakan gejala yang ditunjukkan si penderita dengan mengumpulkan barang-barang bekas yang ditemukan dimana saja. Penderita OCD akan berpikir bahwa barang-barang tersebut penting dan berguna bagi masa depannya.
Kamu bisa mengenali gejala ini jika menemukan banyak barang bekas yang memenuhi ruangan atau rumahmu. Bisa jadi salah satu anggota keluargamu mengidap penyakit OCD.
2. Tipe Washers
Tipe yang kedua adalah tipe washers, dimana si penderita tidak pernah merasa bersih ketika mencuci tangan sehingga akan terus mengulangi kegiatan tersebut. Jika menemukan orang seperti ini, bisa jadi dia salah satu penderita penyakit gangguan mental tipe washers.
Gejala yang satu ini mengubah pola pikiran si penderita menjadi takut terkontaminasi kuman, bakteri ataupun kotoran yang bisa saja berpindah ketubuh mereka. Mereka akan terus membersihkan bagian tubuh yang dianggap masih kotor berulang kali.
3. Checkers
Checkers merupakan tipe gejala OCD berikutnya dengan menunjukkan sikap mengecek sesuatu secara berulang kali. Misalnya, ketika ingin berpergian melakukan pengecekan kompor atau lampu berkali-kali.
Hal ini dilakukan terhadap hal, benda atau sesuatu yang dianggap berbahaya. Si penderita akan merasa tidak nyaman, pikirannya selalu tertuju ke kejadian berbahaya yang bisa saja menimpanya.
4. Tipe Symmetry dan Orderliness
Tipe yang terakhir ialah Symmetry dan Orderliness. Penderita gangguan mental yang satu ini akan selalu fokus untuk mengatur segala sesuatu. Yang ada didalam pikirannya adalah kerapian, kesejajaran, maupun simetris.
Penderita OCD ini bisa dikatakan seseorang yang terlalu perfeksionis, dimana dia tidak akan suka jika barang yang sudah dirapikan disentuh, bergeser bahkan berpindah posisi. Mereka akan mengingat posisi semua benda yang sudah diatur, tidak aka nada benda yang terlewatkan.
Pengobatan OCD
Penyakit OCD sebenarnya tidak dapat disembuhkan, namun pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk mengendalikan gejala yang ditimbulkan agar tidak terlalu mengganggu kualitas hidup. Biasanya si penderita akan mendapatkan psikoterapi maupun obat-obatan yang sesuai dengan gejala yang dialami.
Berikut beberapa obat yang sering diberikan dokter ke penderita OCD
- Clomipramine (Anafranil) untuk orang dewasa dan anak-anak 10 tahun ke atas
- Fluoxetine (Prozac) untuk orang dewasa dan anak-anak 7 tahun ke atas
- Fluvoxamine untuk orang dewasa dan anak-anak 8 tahun ke atas
- Paroxetine (Paxil, Pexeva) hanya untuk orang dewasa
- Sertraline (Zoloft) untuk dewasa dan anak-anak berusia 6 tahun ke atas
Namun sebelum mendapatkan perawatan dan pengobatan OCD, biasa dilakukan proses diagnosis OCD. Hal ini dilakukan untuk mengetahui masalah lain yang terkait penyebab OCD.
Itulah informasi seputar penyakit OCD atau obsessive compulsive disorder yang bisa saja kamu, keluarga maupun temanmu alami. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan kamu.
Post a Comment